A. SECARA GEOGRAFIS
1. LETAK/POSISI
Secara geografis terletak di perbatasan Kabupaten Sleman (DIY), Kabupaten Magelang (Jateng), Kabupaten Boyolali (Jateng) dan Kabupaten Klaten (Jateng). Berjarak 30 Km ke arah utara Kota Yogyakarta, 27 Km ke arah Timur dari Kota Magelang, 20 Km ke arah barat dari Kota Boyolali dan 25 Km ke arah utara dari Kota Klaten.
2. KETINGGIAN
Ketinggian 2.968 m (9.737 kaki)
B. JURU KUNCI
Eksistensi Gunung Merapi bagi masyarakat Yogyakarta tidak lepas dari adanya mitos terdapat hubungan khusus antara "penunggu" Merapi dengan lingkungan Kraton Yogyakarta. Kondisi ini diperkuat dengan adanya utusan dari Kraton Yogyakarta untuk menjadi juru kunci (kuncen) Merapi.
Juru kunci yang dimaksud adalah Mas Penewu Surakso Hargo atau yang lebih dikenal dengan Mbah Maridjan. Kini sang kuncen telah tiada sejak ditemukan dalam kondisi meninggal di salah satu sudut ruangannya yang porak-poranda. Gunung Merapi telah ditinggalkan sang kuncen yang selama 30 tahun telah menemaninya. Lalu seberapa penting arti juru kunci di gunung berapi paling aktif ini?
Tugas mendiang Mbah Marijan adalah sebagai pemimpin atau pemuka dalam ritual-ritual seputar gunung merapi, ritual itu ditujukan untuk membuat keseimbangan antara kerajaan jawa & kekuatan besar kerajaan ghaib di Gunung Merapi, jadi mendiang Mbah Marijan sama juga seperti mediator dari kerajaan jawa. Ritual yang dimaksud adalah Upacara Selamatan Labuhan yang diadakan secara rutin setiap tahun pada tanggal kelahiran Sri Sultan Hamengku Buwono X yakni tanggal 30 Rajab. Upacara dipusatkan di dusun Kinahrejo desa Umbulharjo.
Selain itu juru kunci memberi arti yang sangat penting bagi para pendaki Gunung Merapi. Kuncen biasanya memberitahukan apa yang saja pantangan saat mendaki, jalur pendakian dan jalur penyelamatan serta memberi informasi kepada penduduk sekitar jika ada aktifitas Gunung Merapi yang dirasa membahayakan.
Keberadaan juru kunci Gunung Merapi penting karena keraton Yogyakarta dibangun atas 2 astral yaitu Gunung Merapi dan Pantai Laut Selatan. Menurut legenda pada jaman dahulu ada orang bernama Sutowijaya yang diberi tanah oleh Sultan Demak, maka berangkatlah Sutowijaya ke tanah yang dimaksud. Saat sedang membangun, banyak korban yang terjadi, salah satunya ada pekerja yang mati sehabis memotong pohon. Sutowijaya menjadi putus asa sehingga ia bertapa di sebuah gua.
Saat itulah, Sutowijaya dilihat oleh Nyi Roro Kidul. Lalu, Nyi Roro Kidul menggodanya dengan wujud naga dengan api yang panas, tapi Sutowijaya tidak tergoyahkan. Nyi Roro Kidul lalu menjelma menjadi wanita cantik tanpa busana. Saat itu Sutowijaya sudah mulai tergoyahkan namun, tetap bertahan. Lalu Nyi Roro Kidul kembali ke wujud asalnya dan bertanyalah Nyi Roro Kidul apa yang diminta oleh Sutowijaya. Sehabis Sutowijaya menjelaskan maka Nyi Roro Kidul menyanggupi untuk mengusir penunggu di tanah kerajaan Sutowijaya ( yang merupakan anak buah Nyi Roro Kidul ), tapi dengan syarat Sutowijaya harus menikahi Nyi Roro Kidul, dan semua Raja Mataram harus menikah dengan Nyi Roro Kidul juga.
Sutowijaya setuju, lalu gua tersebut berubah menjadi satu istana yang megah lengkap dengan kamar pengantinnya. Sutowijaya bertanya kepada Nyi Roro Kidul kemanakah perginya penunggu itu. Nyi Roro Kidul menjawab ada di gunung sekitar Yogjakarta. maka Sutowijaya menyuruh bawahannya untuk bertugas sebagai juru kunci di gunung sekitar Yogjakarta. Sutowijaya juga meminta agar Kraton Yogyakarta dilindungi. Itupun juga disanggupi oleh Nyi Roro Kidul. Jadi tugas juru kunci adalah sebagai pengawas anak buahnya Nyi Roro Kidul agar raja mengetahui jika terjadi masalah di Gunung Merapi.
Sementara itu, pihak yang berwenang untuk memilih juru kunci adalah SRI SULTAN HEMENGKUBUWONO X.Yogyakarta (ANTARA News) - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono mengatakan bahwa tugas sebagai juru kunci Gunung Merapi bukan hanya didasarkan pada sebuah keyakinan, namun juga logika.
"Juru kunci seharusnya adalah sosok yang bisa menyeimbangkan antara hati dan kepala, bukan hanya seseorang yang mendasarkan pada keyakinan semata," kata Surono di Yogyakarta, Minggu.
Menurut dia, logika berpikir realistis harus menjadi salah satu syarat bagi juru kunci Gunung Merapi, mengingat adanya sebuah contoh yang memilukan pascaletusan 26 Oktober.
"Juru kunci adalah sosok yang harus nurut dengan orang yang mengangkatnya," katanya.
Juru kunci Gunung Merapi adalah abdi dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat sehingga diangkat secara langsung oleh raja.
Pada letusan Selasa (26/10), tragedi memilukan terjadi karena salah satu korbannya adalah juru kunci Mbah Maridjan yang telah mengabdikan sebagian umurnya untuk menjaga gunung tersebut.
Sosok yang telah cukup lekat sebagai orang yang mendapatkan tugas untuk menunggu Gunung Merapi tersebut ditemukan meninggal dunia dalam posisi sujud di rumahnya, satu hari pasca letusan.
Dusun tempat tinggalnya, yaitu Kinahrejo juga hancur diterpa awan panas yang berdurasi cukup lama, bahkan dua luncuran awan panas tersebut masing-masing berdurasi sekitar 30 menit.
Sri Sultan Hamengku Buwono X belum berpikir untuk menentukan pengganti Mbah Maridjan karena masih fokus menangani pengungsi Merapi.
Ia mengatakan, penggantian juru kunci Gunung Merapi tersebut adalah urusan internal keraton, apalagi upacara ritual di Gunung Merapi masih akan diselenggarakan tahun depan.
PVMBG menyebut bahwa energi yang dimiliki oleh Merapi tersebut tiga kali lebih besar dibanding energi tiga erupsi sebelumnya, yaitu pada 1997, 2001 dan 2006.
Hingga Minggu (31/10), Gunung Merapi telah tiga kali meletus secara eksplosif dengan memuntahkan awan panas dan juga abu vulkanik yang mengandung silica dan sulfur.
C. AKTIFITAS GUNUNG MERAPI
WEDUS GEMBEL
Gunung Merapi adalah yang termuda dalam kumpulan gunung berapi di bagian selatan Pulau Jawa. Gunung ini terletak di zona subduksi, dimana Lempeng Indo-Australia terus bergerak ke bawah Lempeng Eurasia. Letusan di daerah tersebut berlangsung sejak 400.000 tahun lalu, dan sampai 10.000 tahun lalu jenis letusannya adalah efusif. Setelah itu, letusannya menjadi eksplosif, dengan lava kental yang menimbulkan kubah-kubah lava.
Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar antara lain di tahun 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930. Letusan besar pada tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu. Diperkirakan, letusan tersebut menyebabkan kerajaan Mataram Kuno harus berpindah ke Jawa Timur. Letusannya di tahun 1930 menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1400 orang.
Letusan pada November 1994 menyebabkan hembusan awan panas ke bawah hingga menjangkau beberapa desa dan memakan korban puluhan jiwa manusia. Letusan 19 Juli 1998 cukup besar namun mengarah ke atas sehingga tidak memakan korban jiwa. Catatan letusan terakhir gunung ini adalah pada tahun 2001-2003 berupa aktivitas tinggi yang berlangsung terus-menerus.
D. EFEK-EFEK GUNUNG MERAPI MELETUS
Dampak Negatif terjadinya bencana ini adalah berkurangnya populasi manusia, kehilangan harta-harta yang tidak bisa di selamatkan, penderitaan.
Dampak Positif terjadinya bencana ini adalah bertambahnya populasi SDA.